Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Jatah Ingatan untuk Kota Solo

Gambar
Perkenalan saya dengan kota Solo berawal dari hal embuh yang pernah saya lakukan tatkala pakaian sekolah masih tersimbolkan dengan seragam putih-biru. Kala itu, teman saya yang bernama Nega mengajak mencari buku panduan game Seal . Memang, saat saya SMP dulu suka sekali dengan Seal Online meski levelnya stuck dibelasan saja. Sementara Nega sudah jauh lebih pro. Kegandrungan itulah yang membuat kami terpacu untuk meluncur dari Kartasura ke Solo dengan kayuhan sepeda. Jar kendhel! Kami mencari di beberapa lokasi, seperti warnet Yahoo!, Solo Grand Mall, Gramedia, dan tempat-tempat lain yang saya lupa namanya. Jujur saja, saat itu masih ada rasa was-was jika saya tidak bisa pulang. Sebab, kota Solo masing sangat asing bagi saya. Kekhawatiran saya berbuah lega ketika sekujur tubuh ini tiba di rumah. Lalu apa kami mendapat buku panduan tersebut? Tidak! Tidak ada di mana-mana. Justru saya malah membawa oleh-oleh berupa luka karena sempat terjungkal di jalan. Tapi nek dipikir-pikir panc

Dika Manggala, Militansi Laki-laki, dan Peran dalam Rumah Tangga

Gambar
“Gue malah pengen nangis kejer kalau nyampe rumah dalam kondisi sangat rapi, bersih, dan istri kecapean.” Dalam program DISPARITAS (Diskusi Parakdoksal dan Realitas), saya dan Tiwi berkesempatan untuk ngecuis dengan salah seorang blogger asal Bandung yang bernama Andhika Manggala Putra PP. Tulisannya bisa kita simak di andhikamppp.com . Awalnya saya kesulitan betul ketika mencoba menghapalkan alamat blog itu. Baru kemudian saya sadar, jika cara membacanya harus ‘Andhika Em Pe Tiga dot kom’ untuk memudahkan ingatan renta ini. Diskusi kami bertiga ini sebenarnya sudah terjadi pada 19 Desember tahun lalu. Disebabkan oleh faktor X, J, Q, K, dan As, akhirnya saya dan Tiwi baru bisa membuat tulisan ini pada bulan Februari tahun 2017. Wow! Bukankah ini yang dinamakan duo penunda tulisan paling kaffah di muka bumi ini? Terlepas dari betapa lamanya tulisan ini dibuat, tentu tidak sebanding dengan seberapa lama Mas Dika (sebutan bagi Andhika Manggala Putra Pulang Pergi) untuk menja