Postingan

Bertatap Muka dengan Lukisan Mistis dan Mahal Basoeki Abdullah

Gambar
Saya sangat bersyukur tahun ini bisa mengintip lukisan-lukisan yang jadi koleksi Istana Kepresidenan. Kalau bukan karena pameran “Senandung Ibu Pertiwi” yang berlangsung selama bulan Agustus di Galeri Nasional, saya tidak yakin bisa mendapat kesempatan langka itu. Memangnya apa istimewanya? Duh, coba simak baik-baik. Dikutip dari CNN Indonesia, Mike Susanto yang merupakan kurator dalam pameran itu pernah mengatakan kalau satu karya lukis yang ditandatangani oleh Ir. Soekarno minimal seharga lima milyar rupiah! Mantap ya, kan. Dalam pameran Senandung Ibu Pertiwi ini kita akan disuguhan oleh empat sub-tema. Ada keragaman alam, kegiatan atau aktivitas sehari-hari, tradisi tari dan kebaya, dan terakhir adalah mitologi dan religi. Sebagai pemuda canggung yang tumbuh dengan cerita-cerita mistis di Jawa Tengah, tentu tema yang menurut saya paling menarik adalah mitologi. Dan tanpa disangka sebelumnya, di salah satu sudut ruang terdalam pameran tersebut saya mendapati lukisan legendaris,

Garin dan Wregas, Ikon Inspiratif dalam Film Indonesia

Gambar
Artikel ini bekerjasama dengan UKP-PIP Garin Nugroho adalah sosok yang sangat menarik perhatian saya ketika membicarakan film Indonesia. Bagaimana tidak? Beliau merupakan sutradara yang nyaris setiap film buatannya mendapat penghormatan dalam ajang festival film Internasional, lho. Sebut saja Cinta dalam Sepotong Roti (1990) yang memenangkan Festival Film Asia Pasifik untuk kategori sutradara pendatang baru. Atau Bulan Tertusuk Ilalang (1994) yang eksis di Perancis dan Jerman, Daun di Atas Bantal (1997) yang jadi unggulan di Tokyo, Puisi Tak Terkuburkan (1999) di Festival Film Internasional Loacarno, dan masih banyak lagi film-film keren yang pernah beliau bikin. Saya sendiri merasa beruntung pernah bertemu beliau, berdiskusi, dan menyaksikan salah satu karya lawasnya yang berjudul Bulan Tertusuk Ilalang (1994). Film artistik yang pernah memenangkan ajang festival film di Perancis itu sebelumnya sudah pernah saya buat ulasannya di sini . Bisa dibilang beliau adalah inspiras

Ada Lima Villain di Film Spider-Man Homecoming? Edan!

Gambar
Salah satu kecemasan saya sebelum nonton film Spider-Man Homecoming adalah sosok villain yang membuat saya bertanya-tanya, “ Apakah musuh Spider-Man kali ini bisa lebih mencekam dari sebelumnya?” Makna ‘sebelumnya’ yang saya maksud bisa berarti dua hal, yaitu pagelaran Spider-Man versi Tobey dan Andrew, serta beberapa film balutan MCU yang tayang sebelum Spider-Man Homecoming . Begini, kita sama-sama tahulah kalau di film ketiga Spider-Man versi Tobey, ada musuh besar bernama Venom. Adapula villain yang menjadi inspirasi bagi Rumor Band untuk membuat lagu berjudul Butiran Debu . Bisa menebak? Ya, Sand-Man. Meski pada akhirnya saya merasa cukup sebal karena Venom terlalu mudah ditumpas dan Sand-Man yang tidak bisa dihancurkan itu memilih taubat nasuha. Lalu di dalam versi Andrew, Spider-Man berhadapan dengan villain bernama Rhino dan Electro yang saya ekspektasikan bakal sangat menegangkan. Lalu benar menegangkan? Ya. Dan saat tegang-tegangnya tiba-tiba film bubar. Sungguh en

Boss Baby (2017): Oeek Oeek 86!

Gambar
Sebagai anak terakhir dari empat bersaudara, saya kok jadi merasa berkecil hati seusai nonton film Boss Baby , ya? Hmm. Boss Baby ini merupakan film animasi bergelar komedi yang diadopsi dari buku yang ditulis Marla Frazee dengan judul yang sama. Film yang digarap oleh DreamWorks Animation ini menjadi sajian yang menarik untuk ditonton anak-anak dengan bimbingan orangtua. Lho, kok bimbingan orangtua? Ini kan film animasi anak? Lha memangnya kalau film animasi anak begitu lantas anak-anak yang nonton bisa paham dengan sendirinya? Bisa mengambil pesan postifnya? Saya kok tidak yakin akan hal tersebut, ya. Menurut saya, orangtua perlu hadir untuk nonton film ini bersama dengan anak-anaknya. Bukan karena menjaga agar terhindar dari tayangan porno (yaelah lihat bayi bugil doang), tapi agar si anak dan orangtua memiliki referensi yang sama. Hal ini berguna sebagai suku cadang bahan obrolan, lho. Misal, ketika si anak takut naik sepeda. Orangtua bisa mengingatkan scene di mana Tim berh

Kostum sebagai Mise en Scene dalam Film

Gambar
Salah satu hal yang membuat kita nyaman ketika menonton film adalah elemen mise en scene dalam film tersebut terpenuhi dengan baik. Mise en scene berasal dari bahasa Perancis yang memiliki arti meletakkan satu subjek dalam adegan . Kalau dalam film, mise en scene ini sering dibicarakan dalam aspek-aspek visual, seperti dekorasi, lokasi, kostum, pencahayaan, dan lain sebagainya.  Mise en scene pertama kali dipopulerkan oleh kalangan kritikus dari Perancis pada tahun 1950-an yang sebenarnya lebih dahulu dikenal dari dunia teater. Perlu dicatatat bahwa mise en scene tersebut tidak ada hubungan sama sekali dengan pendarahan pada hidung, sebab itu namanya mimisan. Krik! Okey. Meleset jauh. Jadi, kali ini saya akan membahas sedikit mengenai kostum film. Lho kenapa kok tahu-tahu bahas beginian? Lha mau bagaimana lagi? Kostum film itu merupakan topik skripsi saya yang nyaris kadaluarasa di telan zaman. Jadi daripada kehapus sama CCleaner, tidak ada salahnya jika saya cuil b

Quotes Film Critical Eleven, Praktikkan Pada Kekasihmu

Gambar
 Sebagai melankolis yang haqiqi, harap maklum saja jika kantung mata ini bergetar gegara menyaksikan film Critical Eleven. Hiii. Lha mau gimana lagi? Meski mulut sering bekata kasar, bukan lantas hati ini tercipta dari batu gamping, Bro. Sukma ini lunak, rapuh, dan rentan sedu sedan. Maka benar saja, pergumulan antara Ale (Reza Rahadian) dan Anya (Adinia Wirasti) menjadi gempuran yang dahsyat bagi saya. Film yang diadaptasi dari novel Ika Natassa dengan judul yang sama ini kalau mau dibilang sukses membuat hancur lebur ya boleh saja. Tapi kalau mau mendaulat sebagai film terbaik tahun ini? Hmm. Tak sesederhana itu, Bro. Heh? Sebentar-sebentar. Kamu nangis nonton Critical Eleven ini, Ham? Duh, kalau mau disebut menangys kok ya kesannya saya ini mudah terkoyak alias cemen. Tapi kalau mau bilang tidak menangys, kok ya saya takut nanti air mata saya mengadu pada Tuhan tentang kedustaan ini. “Aku tahu kamu takut keluar dari zona nyamanmu. Tapi kadang kamu harus keluar dari situ ag

Ketika Cinta Blog Walking

Gambar
Saya sebenarnya yakin jika plesetan judul di atas tidak masuk sama sekali. Memangnya itu plesetan dari apa, Bro? Dari judul film Ketika Cinta Bertasbih . Jaaauuhhh! Baiklah, saya mulai tulisan ini melalui kata-kata bijak dari Jawa, “Witing tresno jalaran soko kulino.” Sebuah kutipan legendaris yang mengklaim bahwa jatuh cinta itu datang lantaran kebiasaan. Jadi yang biasa ngobrol bareng, biasa jalan bareng, dan biasa-biasa lain itu dianggap sebagai kunci untuk merasakan dirimu sedang jatuh cinta. Eits, maaf saja. Kalau saya kok lebih cocoknya jika kutipan bijak itu sedikit digelincirkan menjadi, “Witing tresno jalaran soko ra nyongko.” (Cinta datang karena ketidaksangkaan). Ya mau bagaimana lagi? Kalau diibaratkan film sih sudah seperti momentumnya Jack dan Rose di film Titanic itu, lho. Dari sekian banyak tempat yang sudah dikunjungi, sekian banyak orang yang pernah ditemui, dan sekian banyak situasi yang pernah dilalui, tidak menyangka saja jika Jack berjodoh dengan orang yang