Postingan

Handphone Canggih dan Murah Hanya Honor 8A

Gambar
Copyright by Droidlime Mencari handphone yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan memang tidak mudah. Perlu bolak-balik melihat berbagai jenis ponsel dan membandingkannya untuk mendapatkan yang dirasa terbaik. Bagimu, apa saja sih yang perlu ditekankan ketika hendak membeli handphone? Berikut ini beberapa poin sederhana yang saya susun berdasarkan pengalaman pribadi maupun pengalaman teman-teman saya di sela obrolan warung kopi. 1. Memori Faktor ini menjadi hal utama yang perlu kita lihat ketika berniat membeli handphone baru. Kapasitas ROM dan RAM akan sangat berpengaruh pada aktivitas digital kita di handphone tersebut. Jika penggunaan gawai tidak terlalu sering atau hanya sekedar sebagai alat komunikasi saja, RAM 2GB saja sudah cukup nyaman. Tapi jika mobilitas digital tinggi seperti untuk main game, dengerin musik seharian, streaming video, apalagi membuat karya dengan modal handphone maka perlu kapasitas RAM yang lebih tinggi. Ya setidaknya 3GB, lah. 2. Harga Kalau

Ayo Miliki Honor 10 Lite, Jagonya Foto dan Game!

Gambar
Karena sebuah insiden yang terjadi di awal tahun 2019, saya harus segera membeli handphone (HP) baru untuk menggantikan yang lama. Sebenarnya, meski jika tidak terjadi insiden pun saya juga tetap akan membeli yang baru, sih. Soalnya HP lama saya sudah tidak menyenangkan lagi, terutama pada dua fitur yang saya idamkan, yaitu kebutuhan saya akan berfoto dan bermain games. Jujur saya sebenarnya suka sekali memfoto. Bagi saya merangkum apa yang saya lihat dalam sebuah tangkapan gambar melalui kamera adalah keindahan yang tiada tara. Apalagi foto memang sarana paling tepat untuk merekam momentum. Tapi selama ini saya belum cukup pede untuk membagi foto-foto saya di media sosial. Sebab kualitas gambar yang saya tangkap begitu buram. Seringkali saya harus memakai bantuan aplikasi untuk mempercantik, ya minimal meningkatkan pencahayaan dan saturasi. Tapi kan capek kalau harus ngedit mulu. Nah, saya berpikir bagaimana jika saya beli HP yang kameranya luar biasa jernih? Jadi saya kan t

Seru! 5 Film Adaptasi Komik di Tahun 2019

Gambar
Bagi kelas menengah seperti saya, menonton film di bioskop tidak bisa saya lakukan setiap hari. Jadi saya harus mereduksi film apa saja yang sekiranya seru untuk ditonton di layar lebar. Jawabnya adalah film yang diadaptasi dari komik. Mengapa? Saya selalu suka genre science fiction dan fantasy. Saya menyukainya karena film-film semacam itu tidak tersentuh di dunia nyata saya. Jadi saya merasa begitu terhibur dengan hiperialitas yang ditawarkan. Meskipun fiksi dan fantasi, film tetaplah buah pikir dari otak manusia. Nah, imajinasi manusia itulah yang terasa sangat lezat bagi pikiran saya. Sehingga ketika nonton film dengan genre semacam ini, saya akan mengupayakan untuk menontonnya dengan fasilitas terbaik. Yaitu, nonton di bioskop. Sebagai watching list di 2019, saya menuliskan lima film hasil adaptasi komik Marvel dan DC yang menarik untuk ditonton di bioskop. Spiderman: Far From Home Petualangan Peter Parker melawan kejahatan di masa pubernya tentu saja menar

Menjadi Founder Start Up Inovatif dengan Mengikuti Kegiatan Inspiratif

Gambar
Pada akhir tahun 2018, MIKTI ( Indonesia Digital Creative Industry Community ) bekerja sama dengan TeknoPreneur dan Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) menyusun sebuah pemetaan dan database start up yang ada di Indonesia. Hasil dari riset tersebut membuat saya kaget. Pasalnya, saya tak menyangka betul kalau start up yang sedang tumbuh di Indonesia sudah begitu banyak. Saya pun jadi paham mengapa saat ini pemerintah mendorong talenta kreatif untuk menembus pasar global dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekuatan industri digital yang besar. Bahkan sudah ada klaim yang disiapkan lho, yaitu Indonesia: The Digital Energy of Asia. Data statistik perusahaan Startup di Indonesia oleh Indonesia Digital Creative Industry Society (MIKTI) tahun 2018 (Sumber: katadata.co.id) Menurut data riset yang diterbitkan MIKTI, saat ini Indonesia memiliki 992 start up yang sedang berkembang. Dengan pengelompokan tiap domisili yang tidak merata seperti 522 start up di JABODETABE

Bisnis Tetap Jalan Meski Pernah Gagal

Gambar
Memulai membuka usaha bisa dari mana saja dan kapan saja. Ketika teknologi digital menjadi hal yang mudah dijangkau, siapapun bisa memulai bisnisnya. Tapi tidak semua bisa mengembangkannya! Saya punya sedikit -beneran sedikit- pengalaman soal berbisnis. Dulu, saya pernah mencoba membangun platform soal perbukuan, namanya Majibooks . Majibooks itu semacam blog yang khusus membahas soal dunia perbukuan sekaligus membuka toko buku online. Unit usaha ini saya dirikan bersama kekasih saya (Tiwi) dan dibantu satu sahabat saya (Dani). Kami sudah bikin blog, membeli domain, dan menjalin kerja sama dengan supplier buku. Sayangnya, Majibooks mangkrak karena saya kurang mampu mengorganisir keperluan bisnis. Selain itu saya juga sempat membuka usaha kecil-kecilan di Instagram, yaitu jasa desain CV. Usaha tersebut memang gampang dimulai, tapi ternyata sukar mempertahankannya. Saya hanya punya satu klien hingga akhirnya usaha ini saya tutup karena tiga hal. Pertama, saya merasa kemampu

Anti Gaptek, Anti Bokek dengan Literasi Fintech

Gambar
Belakangan ini lagi bersemangat mempelajari literasi keuangan, khususnya fintech. Fintech merupakan akronim dari "financial" dan "technology" yang berarti kebutuhan keuangan yang berorientasi pada teknologi. Perkembangan fintech di Indoensia terbilang berkembang dengan pesat. Saya merasakan sendiri gilatnya di berbagai lini dapat saya rasakan secara langsung. Baiklah, sebut saja dengan pembayaran yang menjadikan semangat "cashless" sebagai handalan. Dulu, kalau bertransaksi secara offline, saya hanya diberi pilihan pembayaran, antara cash atau gesek kartu. Sekarang saya hanya perlu membawa handphone. Proses pembayaran bisa dikerjakan dengan scan code atau tap pin saja. Simpel dan canggih, bukan? Dan ternyata pengetahuan saya soal fintech masih begitu sempit. Di balik yang saya ketahui, ada banyak startup yang mengembangkan aneka jenis fintech. Jenis-jenis apa saja, tuh? Ada jenis pembayaran, peminjaman, perencanaan keuangan, investasi ritel, pembia

Kilovegram: Iming-iming Body Shaming

Gambar
Dulu semasa SMP dan SMA, saya punya teman bernama Heri. Ia adalah siswa yang sehari-hari kenyang menelan ledekan-ledekan dari teman-teman sekolahnya. Heri sebetulnya siswa yang pintar, terutama untuk pelajaran kimia. Saya yang pernah satu kelas dengannya, sering mengintip pekerjaannya yang terpercaya itu. Heri diledek tidak jauh dari penampilan fisiknya. Walau ia kurus dan dandanannya sangat rapi. Tapi orang-orang justru terfokus pada giginya yang besar dan tidak rapi. Awalnya, saya terlibat juga dalam merundung Heri. Baru menginjak kelas 2 SMA saya merasa lebih kasihan kepadanya karena perundungan terhadapnya semakin parah saja. Salah satu hal yang saya cemaskan dari Heri adalah melewatkan masa remaja tanpa kisah asmara yang membara. Dan benar saja, sampai lulus SMA, Heri tidak terlihat memiliki hubungan asmara dengan siapapun. Bahkan sama sekali tidak ada tanda-tanda ke arah itu. Wong Heri itu kalau ngobrol sama perempuan, malamnya langsung kerokan gitu. Maka dari itu saya p