Postingan

NAY (2015): Belajar Membaca Perempuan

Gambar
Beberapa kali saya melewatkan event Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF), tetapi tidak untuk tahun ini. Di JAFF ini kita bisa bertemu dengan kreator, aktor/aktris, kritikus, praktisi, dan berbagai kalangan yang terlibat dengan film. Acara ini berlangsung dari tanggal 28 November hingga tanggal 3 Desember 2016 yang berlokasi di Jogja melalui beberapa venue , yaitu Empire XXI, Taman Budaya Yogyakarta, dan Grhatama Pustaka Yogyakarta. Saya seorang diri baru meluncur ke JAFF pada hari ketiga untuk menonton film NAY . Meski mendung terus menggantung, saya tetap melaju dari Solo ke Jogja dengan sepeda motor mogokan. Beruntung ketika tiba di Taman Budaya Yogyakarta, barulah gerimis jatuh pelan-pelan. Saya tiba di lokasi pukul 11.00, sedangkan film diputar pukul 12.30. Kata terlambat tidak ada dalam rencana-rencana saya. Begitu pun dengan kelas kuliah, saya jarang terlambat. Lebih sering bolos sekalian. Sikap! Tiket on the spot baru dibuka pukul 11.30. Saya tentu lekas membelinya untu

Touched with Fire (2015): Aku Mencintai Kegilaanmu

Gambar
Namaku Marco. Tapi bukan Marcopollo. Kau bisa memanggilku Markonthil jika lidahmu baik-baik saja. Meski sebenarnya tidak pernah ada yang memanggilku dengan sebutan itu. Sebab, aku tidak punya siapa-siapa selain satu orangtua. Aku tidak memiliki teman. Aku tidak menjalin hubungan apa-apa dengan lingkungan sosial. Aku sadari ada sesuatu yang lain dalam diriku. Aku memiliki cara pandang yang berbeda dari kebanyakan orang. Aku memiliki perasaan yang begitu mendalam dan sering berubah-ubah. Kadang aku bersemangat. Kadang aku putus asa. Kadang keduanya beradu menjadi satu. Mereka menyebutku pasien bipolar. Aku suka sekali saat mengalami manik. Manik membuatku lebih menyala, lebih bersemangat, lebih antusias dan lebih positif. Serta yang terpenting dari semua itu, manik membuatku mengerti bagaimana rasanya hidup. Namun sayang, orang-orang itu menyebutku gila. Mereka menuduhku berhalusinasi. Padahal bukan aku yang tak masuk akal. Tapi mereka saja yang terlalu bodoh untuk memahami perbedaan

A Dangerous Method (2011): Seucrit Tentang Psikoanalisa

Gambar
Dunia psikologi selalu menjadi hal yang menarik bagi saya. Maka wajar jika film A Dangerous Method menjadi film yang membuat saya jatuh cinta kegirangan. Film besutan David Cronenberg ini berani mengangkat kisah pergumulan Carl G. Jung, Sabina Spielrein dan Sigmund Freud dalam layar lebar. Rilis tahun 2011, film yang membicarakan tentang psikoanalisa ini mendapat score 6,5/10 versi IMDB. A Dangerous Method merupakan film biopic yang berangkat dari semesta Carl G. Jung (Michael Fassbender) yang penuh intrik tentang psikologi, cinta dan seks. Jung adalah seorang dokter jiwa yang menganut psikonalaisa dalam upayanya menyembuhkan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan. Salah satu pasien yang harus ia tangani adalah Sabrina Spielrein (Keira Knightley). Sabrina memiliki gangguan kejiwaan yang serius. Sebelum Sigmud Freud (Viggo Mortensen) mencetuskan pengobatan kejiwaan dengan psikoanalisa, dunia kedokteran masih mempercayai jika gangguan psikis disebabkan oleh syaraf otak y

Mantan dan Hal-Hal yang Tak Selesai

Gambar
Berpisah dengan kekasih boleh jadi sesuatu yang teramat menyakitkan. Ditinggal nikah apalagi. Deretan mantan memang memberi banyak pengalaman-pengalaman cinta. Petualangan birahi jangan ditanya. Namun, dibalik semua itu saya percaya. Tak ada yang lebih menggemaskan dari mengingat-ingatnya. Saya mulai berpacaran saat duduk di bangku SMA. Sementara teman-teman saya yang lain sudah memulainya saat SMP. Sebagai Romeo yang tertinggal ribuan tahun cahaya, saya belajar menjalin hubungan asmara secara otodidak. Tentu saya malu kalau harus tanya ke teman-teman yang sudah berpengalaman; saya harus bagaimana, saya harus ngapain, saya harus keluar di dalem apa di udel . Semua pertanyaan itu saya cari jawabannya sendiri, demi mewujudkan cita-cita saya sebagai Arjuna berdikari. Jadian. Putus. Balikan. Putus. Jadian. Putus. Balikan. Putus. Sudah. Siklus percintaan masa-masa remaja ya begitu-gitu saja. Berharap mendapat kisah asmara sastrawi macam Den Bagus Arjuna dan Dewi Sumbadra jelas perkar

Mafia Survival Game (2016): Ketakutan Membunuhmu

Gambar
S ejak saya memainkan game werewolf di Telegram , terbesit dalam pikiran saya bagaimana jika game ini kemudian diangkat menjadi sebuah film. Dan ternyata Sarik Andreasyan telah melakukannya. Sarik adalah director untuk film Mafiya: Igra na Vyzhivanie (Russian) atau lebih populer disebut Mafia Survival Game . Film yang rilis awal tahun 2016 ini hanya mendapat rate 4,9/10 di IMDB. Syukurlah ada yang bersedia menerjemahkan bahasa Rusia ini ke dalam bahasa Indonesia. Terima kasih kepada translator yang menamai dirinya “Fucxxxer” . Sungguh, penerjemahanmu se- hardcore namamu. Mantap jiwa! Moskow tahun 2072 menjadi latar dalam film ini. Di tahun tersebut masyarakat Moskow merasa jemu dengan tayangan televisi yang terlalu dibuat-buat. Akhirnya, muncul sebuah tayangan reality show yang menyajikan kematian sesungguhnya. Istilah ‘reality show’ kembali pada pemaknaan kata ( reality = kenyataan) yang sebenar-benarnya. Di mana acara itu berani menampilkan pertunjukan yang senyata-

Tutorial Menyatakan Perasaan Sulit

Gambar
Tak dapat dipungkiri jika ada masa yang kita hanya pasrah memendam perasaan kita terhadap seseorang. Entah itu perasaan suka, benci, kecewa, takut, sedih dan sejenisnya. Ada beberapa orang yang bisa segera menyatakan itu tanpa basa-basi. Namun, tak jarang ada yang mengalami kesulitan. Memendam perasaan itu bagai menyimpan baju kotor. Rasanya ingin segera dicuci, tapi malas sekali. Baju kotor jika terus ditumpuk hingga menggunung, pastilah muncul bau apek. Kalau sudah begini biasanya baru mau berangkat nyuci. Tapi kan capek banget nyuci timbunan baju. Sampai tahap ini biasanya muncul penyesalan; ‘kenapa enggak dari dulu aja’ . Kan ada laundrian, bro? Serah deh seraah.. Namanya juga perumpamaan doang. Jadi, sesulit apapun perasaan yang mengganjal di hati, memang sebaiknya diutarakan. Terlebih jika itu menyangkut dengan orang lain. Semisal ketika kamu punya teman dekat yang belakangan ini baru bertingkah menyebalkan. Yasudah bilang aja terus terang. Daripada ngedumel sendir

Menantang Jogja Tanpa Rencana

Gambar
Pada tanggal 8 Oktober kemarin saya melakukan perjalanan asal-asalan ke Jogja. Namanya juga lagi dirundung gelisah , jadi harus refreshing dikit biar tidak resah. Sebenarnya saya hanya perlu melihat tempat-tempat baru dan orang-orang baru itu sudah cukup membuat saya berpikir lebih jernih. Sabtu pagi, di stasiun Purwosari saya bertemu dengan teman sebangku saya semasa SMP. Namanya Jefri. Dari dirinya lah saya mewarisi cangkem buosok kalau urusan bercanda dan nge- bully orang. Sungguh sulit diterima akal, sekarang dia berprofesi sebagai wasit untuk cabang olahraga tenis. Padahal passion -nya di bidang bacot-membacot . Kalau dia mau mengeksplor bakatnya ke YouTube, saya yakin VNGNC bakal tutup akun. Selain Jefri, saya juga bertemu dengan seorang penulis bernama Ngadiyo. Dulu saya pernah jadi MC dalam acara bedah bukunya. Saya kaget sekali ketika diminta untuk jadi MC. Jangankan punya pengalaman ngisi acara, wong izin ke kamar mandi pas sholat jumat saja saya tidak berani. Kala itu